Senin, 10 Mei 2010

PUISI PUISIKU


BUKAN TAPI HANYA

Puisi puisiku bukanlah denyut dalam nadiku
Puisi puisiku bukanlah jiwa dalam hidupku
Puisi puisiku bukanlah jantung dalam tubuhku
Puisi puisiku bukanlah rasa dalam pikirku

Puisi puisiku hanyalah angan dalam lamunku
Puisi puisiku hanyalah sepi dalam diamku
Puisi puisiku hanyalah syahdu dalam heningku
Puisi puisiku hanyalah lelap dalam tidurku

BY. "mh.rits"


HASRAT

Apakah aku harus terdiam
Terhenyak menunggu akhir kesunyian
Ataukah aku harus bicara lantang
tegaskan rasa yang selama ini terpendam

aku terlalu khawatir
dengan rasaku yang terus terpikir
dan aku mulai bingung
tersesat dalam kepungan cinta yang menggulung

pikiranku terus saja melayang
bayangkan tangan menggenggam awan
bagai terbuai dalam impian
hingga aku takut berjumpa kenyataan

ada jarak yang begitu dekat
laksana tepak kaki dengan tanah yang selalu melekat
ada tebing menjulang bertingkat
hingga tak mampu mendongak wajah ku angkat

sampai kapankah rasa ini seperti ini
terasa sunyi seiring derup jantung hati
ingin ku akhiri semua dengan yang pasti
hingga tercipta rasa cinta sejati

BY. "mh.rits"




WAKTU YANG KU TUNGGU
By. "mh.rits”

Aroma itu sudah tercium dari sekarang
Walau wujudnya masih samar dalam bayangan
Wanginya menyegat lunturkan hasrat
Buatku lunglai lemahkan semangat

Andai waktu bisa sejenak terhenti
Pastilah ku nikmati hari hari ini
Hingga ku siapkan jiwa dan diri
Untuk suatu masa yang sudah menanti

Sesak dadaku rasakan aromanya
Karena tak mampu bayangkan wujudnya
Tapi apalah mau ku kata
Karena semua pasti terjadi jua

Sembari kunikamati aroma itu
Ku coba bangun tegarkan jiwaku
Ku kumpulkan semangat satu demi satu
Hingga terlihat tegar walau ku tau semua itu palsu

Terkadang mata tumpahkan air kesedihan
Hingga longsorka jiwa dalam kesunyian
Ku tutup hidung mata telinga bahkan hayalan
Tetapi aroma itu tetap datang menghujam

Aku tak paham dengan kehidupan ini
Seakan tak terima dengan apa yang terjadi
Tetapi aku tau dan coba sadarakan diri
Jika saat itu akan datang dengan pasti

Aroma itu adalah aroma perpisahan
Yang harumnya sejenak hilangkan senyuman
Walau jaraknya terukur dengan bayangan
Tetapi hadirnya sudah dapat aku rasakan

Tuhan sang pencipta
penguasa sedih dan bahagia
Karuniakan jiwa jiwa yang serupa mereka
Hingga tenangkan hening dan sepi hamba

Tuhan sang pencipta
penguasa sedih dan bahagia
Tetapkan senyuman dalam jiwa hamba
Hingga nanti masanya tiba